Saturday, June 1, 2013

Tawuran di kalangan Pelajar dan Solusinya


Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara, antara polisi pamong praja dengan pedagang kali lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomenal yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Prilaku anarki selalu di pertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan mayarakat. Sebaiknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.
            Biasanya permusuhan antar sekolah di mulai dari msalah yangs angat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapi sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain bisanya dendam dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas prilaku yang disebabkan oleh siswa sekolah yang di anggap merugian siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut. Sebenarnya juka kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestresan siswa yang tingggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah di indonesia itu cukup berat. Akhirnya stres yang memuncak itu mereka tumpahkan dalam bentuk yang tidak terkendali yaitu dengan tawuran. Dari aspek fisik, tawuran dapat menyebabkan kematian dan luka berat bagi para siswa. Kerusakan yang parah pada kendaraan dan kaca gedung atau rumah yang terkena lemparan batu. Sedangkan aspek mentalnya, tawuran dapat menyebabkan trauma pada siswa yang menjadi korban, merusak mental generasi muda, dan menurunkan kualitas pendidikan di indonesia.
            Setelah kita tahu akar permasalahannya, sekarang terpenting adalah bagaimana menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini. Dalam hal ini, seluruh lapisan masyarakat yaitu, orangtua , guru/ sekolah dan pemerintah. Pendidikan yang paling mendasar dari ruman. Orang tua sendiri harus aktif menjaga emosi anak. Pola mendidik juga barnagkali perlu di rubah. Orang tua seharusnya tidak mendikte anak, tetapi memberikan ketadanan. Tidak mengekang anak dalam beraktifitas yang positif. Menghindari kekerasan dalam rumah tangga sehingga tercipta suasana rumah yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang si anak. Menambahkan dasar-dasar agama pada proses pendidikan. Tidak kalah penting adalah membatasi anak melihat kekerasan yang di tayangkan di televisi. Media ini memang paling jitu dalam proses pendidikan. Orang tua harus pandai-pandai memilih tontonan yang positif sehingga bisa menhadi tuntutan buat anak. Untuk membatasi tontonan untuk usia remaja memang lumayan sulit bagi orang tua. Karena internetpun dapat di akses secara bebas dan orang tua tidak bisa membendung perkembangan sebuah teknologi. Filter yang baik buat adalah agama dengan agama si anak bisa membentengi dirinya sediri dari pengaruh buruk apapun dan dari manapun. Dan pendidikan anak tidak seharusnya diserahkan seratus persen pada sekolah.
            Perasaan sekolah juga sangat penting dalam penyelesaian masalah ini. Untuk meminimalkan tawuran antar pelajar, sekolahpun menrapkan aturan tata tertib yang lebih ketat, agar siswa/i tidak seenaknya keluyuran pada jam-jam pelajaran di luar sekolah. Yang kedua peran BK(Bimbingan Konseling) harus di aktifkan dalam rangka pembinaan mental siswa, membantu menemukan solusi bagi siswa yang mempunyai masalah sehingga pesoalan-persoalan siswa yang tadinya dapat jadi pemicu sebuah tawuran dapat di cegah. Yang ketiga mengkondisikan suasana sekolah yang ramah dan penuh ksaih sayang. Peran guru di sekolah semestinya tidak hanya mengajar tetapi menggantikan peran orang tua mereka yakni mendidikan. Yang keempat penyediaan fasilitas untuk menyalurkan bakat siswa. Contohnya menyediakan program ekstra kurikuler bagi siswa. Pada usia remaja energi mereka sangat tinggi, sehingga perlu di salurkan lewat kegiatan-kegiatan yang positif sehingga tidak berubah menjadi agresivitas yang merugikan. Dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler ini sekolah membutuhkan prasarana dan sarana, seperti olahraga dan perlengkapan kesenian, yang sejauh ini di banyak sekolah belum memadai, malah cenderung kurang. Oleh karenanya, pemerintah perlu mensubsidi lebih banyak lagi fasilitas olahraga dan senin. Dari segi hukum demikian juga, pemerintah harus tegas dalam menerapkan sanksi hukum, berikanlah efek jera pada siswa yang melakukan tawuran sehingga mereka akan berfikir seratus kali untuk melakukan tawuranlagi. Karena bagaimanapun mereka adalah aset bangsa yang sangat berharga dan harus di jaga untun membangun bangsa ini menjadi lebih baik dan maju. Generasi muda adalah generasi harapan bangsa.

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN KOMENTAR YA!!!

THANK YOU FOR VISITING FRIENDS TO MY BLOG SIMPLE.DO NOT FORGET TO FOLLOW my blog, FB LIKE ME, AND IT HERE EXCHANGE LINKS,DO NOT FORGET TO WRITE DOWN YOUR COMMENTS I WILL DIRECT YOUR TRIPBACK,, ^ _ ^
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...